Kamis, 10 Maret 2011

TIGA NELAYAN


 Dengan sebuah perahu dayung, tiga orang nelayan sama-sama mencari ikan. mereka yaitu seorang kakek bernama AGAMA, seorang bapak bernama PEMBANGUNAN, dan seorang anak remaja bernama DEMOKRASI.
Mereka dulunya adalah keluarga petani, tapi karena alam berkata lain, akhirnya mereka beralih profesi jadi nelayan.

  Bapak PEMBANGUNAN bertanya pada kakek AGAMA, " kakek kemana arah kita mencari ikan hari ini "
" ke arah timur aja " jawab kakek AGAMA. " tidak kek, ke barat aja " teriak anak DEMOKRASI dengan manja.
Akhirnya bapak dan kakek mengalah.
  " Bapak PEMBANGUNAN yang mendayung, anak DEMOKRASI yang menambal perahu kalau bocor, kakek yang akan menunjukan arah " kata kakek AGAMA ketika membagi tugas.
  " Tidak kek, saya yang akan menunjukan arah, kakek yang menambal perahu kalau bocor" teriak anak DEMOKRASI.
  " Tapi nak, kamu belum bisa membaca arah angin, bintang, langit dan laut " ucap kakek
  " Tidak apa kek, saya akan belajar tapi jangan gurui saya, karena saya tidak suka di gurui ". teriak anak DEMOKRASI.

  Perahupun berjalan, bapak PEMBANGUNAN yang mendayung, kakek AGAMA yang menambal perahu, dan anak DEMOKRASI yang menentukan arah.
  " Nak, lebih baik sekarang kita memutar ke timur, melihat angin, langit dan laut, di depan akan terjadi badai" ucap kakek AGAMA.
  " Kakek jangan gurui saya, arah tetap ke barat" teriak anak DEMOKRASI.

  Ombak semakin tinggi, angin bertiup semakin kencang, akhirnya badai benar-benar terjadi, bapak PEMBANGUNAN tidak bisa lagi menjaga keseimbangan perahu, kakek AGAMA pun kewalahan menambal perahu karena kebocoran terjadi dimana-mana, anak DEMOKRASI hanya bisa menangis.
Akhirnya perahupun hancur di terjang gelombang yang besar.

Langit pun bertanya pada laut
" kenapa perahu itu bisa terkena badai, apa mereka tidak melihat tanda-tanda yang aku berikan"
" mereka melihat tanda itu, tapi karena mereka dipimpin anak yang manja, serta di ikuti bapak yang masa bodo, dan kakek yang lemah, itulah penyebab perahu itu hancur" jawab laut pada langit .


original
masjid muamar qadafi, sentul, maret 2011

udinbanten@gmail.com


Selasa, 08 Maret 2011

AKULAH ALAM SEMESTA


Pengetahuanku terpenjara
oleh ruang jaman
tetapi pemikiran,jiwa dan impianku
terbang melintasi
mayapada keabadian sejarah

    sebagaimana kata ibnu al arabi
    "insan adalah alam semesta
     yang kecil,
     dan alam semesta adalah
     insan yang besar"
dan AKU
alam semesta tak terbatas

Akulah.....UDIN BANTEN



Akulah api
yang membakar ,...

akulah air
yang menginspirasi,...

akulah angin
yang menggerakan,...

akulah tanah 
tempat tumbuh segala impian,...

akulah UDIN BANTEN.