Rabu, 27 Februari 2013

KEAJAIBAN KECIL

Tadi pagi guru kami memberikan ta’lim tentang Tawakal, dan guru kami pun bercerita tentang salah satu dari keajaiban tawakal yang pernah beliau alami. Ketika mendengar cerita dari beliau, saya pun teringat dengan sebuah kejadian atau keajaiban kecil yang pernah saya alami.

Malam itu tubuh saya meriang, seperti biasa untuk menyembuhkan tubuh yang meriang saya harus tidur yang cukup, maka setelah sholat isa saya pun langsung tidur. Pagi-pagi setelah bangun, tubuh saya agak segar, tetapi kebiasaan untuk memulihkan stamina, maka saya harus meminum susu cap beruang.


Maka pagi itu saya berencana membeli susu cap beruang, tetapi ternyata uang saya kurang, akhirnya pagi itu saya tidak jadi beli susu. Walaupun tubuh agak kurang sehat tetapi jam 9 saya tetap masuk kantor seperti biasa. Lalu jam 9.30 datang ustad Halim ke kantor, hari ini ustad Halim ada jadwal mengajar santri.


Tetapi ada sesuatu yang berbeda dengan ustad Halim pada hari ini yaitu ustad Halim membawa sebuah plastik besar, dan ternyata plastik itu berisi susu sapi segar yang baru di peras dari peternakan sapi, saya pun mencoba minum satu gelas, ini mungkin untuk pertama kalinya saya minum susu sapi segar yang baru di peras, rasanya agak amis.



Mungkin ini kejadian biasa dalam anggapan sebagian orang, tetapi bagi saya sendiri ini adalah salah satu keajaiban yang saya alami, di mana ketika saya ingin minum susu cap beruang tetapi tidak kebeli, ternyata Alloh swt menggantinya dengan yang lebih baik yaitu susu sapi murni yang baru di peras, dapatnya gratis lagi.

Saya tutup tulisan ini dengan kutipan kata-kata dari Einstain, “Ada dua cara menjalani kehidupan, pertama seolah seperti tidak ada yang ajaib, kedua seolah seperti semuanya adalah ajaib”.

Dan saya termasuk orang yang percaya bahwa hidup ini penuh dengan keajaiban.


*Dalam hidup ini kita banyak mengalami keajaiban-keajaiban kecil yang mungkin tidak kita sadari.

Senin, 25 Februari 2013

MENINGKATKAN PENGHASILAN


Kemarin saya pulang ke banten, seperti biasa seminggu sekali saya pulang untuk melepas rindu dengan isteri dan anak setelah enam hari kerja di bogor. Ada yang berbeda dengan kepulangan saya kemarin karena istri meminta tambahan jatah buat anggaran pengeluaran keluarga yaitu sebesar Rp. 1.500.000/bulan, berarti penghasilan saya harus Rp. 2.000.000/bulan, karena yang Rp. 500.000 yaitu buat sedekah, transport dan akomodasi saya selama sebulan. Pada hal penghasilan standart bersih saya saat ini baru Rp. 1.000.000/bulan, lalu bagaimana saya meningkatkan penghasilan dari Rp. 1.000.000 menjadi Rp. 2.000.000.

Saya mencoba menggunakan strategi langit untuk meningkatkan penghasilan, yaitu dengan menggunakan tiga langkah.

1. Mulai bulan ini berarti saya harus meningkatkan sedekah saya minimal menjadi Rp. 200.000/bulan, karena sedekah ini menjadi MODAL DASAR agar penghasilan saya meningkat menjadi Rp. 2.000.000/bulan. Sesuai dengan janji Alloh Qs. 6:160.

“Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya sepuluh kali lipat amalnya, dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak di beri pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak di aniaya”.

Pada hakekatnya di manapun kita bekerja, BOS kita tetap satu yaitu Alloh ar-Rojaq / Alloh yang maha memberi rizki, kalau kita tidak percaya kepada janji BOS kita yang telah memberi kita rejeki, lalu kepada siapa lagi kita akan percaya, dan janji Alloh satu kebaikan di ganti 10x lipat, kalau 200.000 maka di ganti menjadi 2.000.000, dan Alloh maha menepati janji.

2. Setelah mempunyai MODAL DASAR maka langkah selanjutnya yaitu, ketika di dalam setiap sholat maka saya usahakan berdoa kepada Alloh agar penghasilan saya meningkat, ini adalah sebagai bentuk NEGOSIASI saya kepada Alloh. Sesuai dengan janji Alloh Qs. 2:186.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran”.

Usahakan NEGOSIASI kepada Alloh ini terus di lakukan secara kontinyu, agar Alloh dzat yang maha kuasa meng-acc dan mengabulkan permohonan kita.

3. Setelah MODAL DASAR dan NEGOSIASI, Maka langkah selanjutnya JANGAN MELAKUKAN HAL-HAL YANG TIDAK DI SUKAI OLEH BOS KITA (dalam kontek ini yaitu Alloh).

Hal yang tidak di sukai oleh Alloh yaitu perbuatan dosa dan maksiat, hendaklah kita menghindarinya, karena Alloh tidak menyukai perbuatan dosa dan maksiat. Di antaranya yaitu memakan makanan yang haram, oleh karena itu janganlah kita memakan makanan yang haram. Lalu kita juga jangan mendatangi musuh-musuh Alloh dan bersekutu dengan mereka dengan mempercayai ucapan mereka misalnya iblis, syetan, dukun, peramal, dan lain sebagainya.

Tiga langkah inilah (Sedekah, Doa, Menghindari Maksiat) yang sedang saya lakukan untuk meningkatkan penghasilan, semoga apa yang saya lakukan ini menjadi inspirasi dalam hal kebaikan.




Jumat, 22 Februari 2013

KAPASITAS DIRI



Kemarin, kami mengadakan shooting di pesantren, selain bertujuan untuk membuat profil pesantren, juga bertujuan membuat media untuk sosialisasi pencalonan guru kami menjadi presiden RI tahun depan.

Ada beberapa alasan kenapa beliau mencalonkan diri menjadi seorang presiden, pertama karena beliau ingin memperluas dalam memberi manfaat kepada orang banyak, kalau selama ini beliau baru bisa memberi manfaat kepada ribuan orang, setelah jadi presiden maka beliau bisa memberi manfaat kepada ratusan juta orang.

Alasan kedua karena beliau mempunyai kapasitas untuk menjadi seorang presiden, karena beliau orang yang sederhana itu di buktikan dari penampilan dan rumah beliau yang masih mengontrak walaupun pendapatan beliau setiap bulannya puluhan juta, beliau juga orang yang jujur dan tegas itu di buktikan apabila kami melakukan kekeliruan maka langsung di tegur saat itu juga,  beliau juga orang yang sangat peduli dengan orang lain itu di buktikan kalau ada orang yang meminta bantuan maka beliau langsung membantunya, beliau juga mempunyai jiwa seorang pemimpin ini di buktikan dengan peran beliau sebagai pemimpin di pesantren. Dan masih banyak kapasitas lainnya yang tidak bisa saya sebutkan.

Ada hal  menarik yang beliau sampaikan di dalam orasinya, ‘kalau kita ingin menjadi orang besar, maka kita harus mampu mengukur kapasitas diri’.

Ketika saya mengukur kapasitas diri ternyata ada beberapa hal yang berbeda antara saya dan beliau, beliau mempunyai kapasitas menjadi seorang penguasa, sedangkan saya tidak mempunyai kapasitas untuk menjadi seorang penguasa, bahkan saya tidak mempunyai kapasitas (istiqomah) untuk berada dalam lingkaran kekuasaan.

Walaupun kami ada perbedaan, tetapi saya tetap ingin berpartisipasi untuk mendukung rencana beliau, sampai waktu yang telah di tentukan. Setelah itu saya ingin beristirahat di sebuah surau (masjid) kecil, sambil mendidik beberapa murid untuk saya jadikan para pemimpin strategis (termasuk presiden) di seluruh dunia.

Kalau beliau mempunyai kapasitas sebagai seorang penguasa, maka kapasitas saya hanyalah menjadi seorang guru spiritual serta konseptor dari para penguasa dunia. Dari balik surau (masjid) kecil saya ingin membuat sketsa dunia di masa depan serta mewarnainya.

*Kalau kita ingin menjadi orang besar, hendaklah kita menjadi orang yang mampu mengenal kapasitas diri kita sendiri.

Rabu, 20 Februari 2013

WARNA DIRI



Hari ini, ketika ta’lim subuh guruku (beliau orang yang hebat, semoga selalu di beri kesehatan) berkata: “Udin, kamu sudah punya warna sendiri, jadi tidak bisa lagi kami warnai”.

Ketika mendengar ucapan beliau saya teringat dengan kisah Imam Malik, imam malik adalah seorang guru yang hebat dan mempunyai murid-murid yang hebat, dan salah satu murid beliau mempunyai warna pemikiran tersendiri, tetapi walau pun mereka masing-masing mempunyai warna sendiri malah hal itulah yang membuat mereka saling mengisi dan memahami satu sama lain. Dan sejarah membuktikan bahwa imam malik menjadi orang yang besar dan muridnya pun menjadi orang yang besar, muridnya imam malik bernama imam Syafi’i.

Kalau boleh saya ibaratkan guruku itu seperti imam malik dan saya ibarat muridnya yaitu imam syafi’I (tentu saja saya tidak sejajar dengan imam syafi’I, beliau adalah ulama besar sedangkan saya hanyalah orang yang awan, kapasitas kami berbeda jauh ibarat langit dan rumput).

Tetapi saya punya keyakinan bahwa di masa depan kami akan menjadi orang-orang yang hebat.

Dalam kontek lain, Ibarat warna, sekilas kita melihat bahwa warna biru dan warna hijau itu berbeda, tetapi sebenarnya warna biru dan warna hijau itu punya hubungan, karena warna hijau itu adalah perpaduan dari warna biru dan kuning, jadi di dalam warna hijau terdapat unsur warna biru, itulah ibarat hubungan murid dan guru.

Semoga bermanfaat.