Rabu, 01 Mei 2013

MAAF.....


Pelajaran kedua dikeluarga kami adalah meminta maaf, baik meminta maaf sama orang tua, isteri, anak, bahkan kalau perlu meminta maaf pada pembantu dirumah apa bila kita berbuat salah. Meminta maaf itu bukan hanya ketika kita melakukan kesalahan besar, tetapi ketika kita melakukan kesalahan sepele pun sudah semestinya kita meminta maaf.

Ketika dirumah tiada hari tanpa meminta maaf, meminta maaf sama anak karena membuatnya menangis ketika tidak di ikuti kemauannya dengan mengatakan 'sayang maafkan abi yah', meminta maaf sama isteri karena kadang membuatnya cemburu, atau mungkin meminta maaf karena alasan-alasan sepele lainnya. Komitmen kami sesepele apa pun kesalahan maka kami harus meminta maaf, bahkan terkadang untuk sesuatu yang kami anggap bukan kesalahan tetapi dalam kaca mata anak atau isteri itu di anggap menyakiti hati mereka maka tetap saya berusaha untuk meminta maaf.

Meminta maaf adalah bahasa horizontal, sedangkan bahasa vertikalnya adalah memohon ampun atau istighfar kepada Alloh. Manfaat kita meminta maaf kepada orang-orang yang kita sayangi setiap waktu adalah agar tercipta suasana saling mengasihi dan terbentuk karakter berjiwa besar, sedangkan manfaat dari memohon ampun kepada Alloh adalah agar diampuninya dosa-dosa dan ditambah nikmat.

Ada sebuah kisah yang bisa menjadi renungan kita bersama:


Suatu ketika disuatu tempat didekat danau yang indah tinggal seorang ayah yang sedang gembira sekali menyambut kedatangan anaknya yang sudah  lama pergi belajar diluar kota. Suatu hari ayah dan anaknya duduk didekat danau sambil melihat pemandangan yang begitu indah dari danau tersebut. 

Dari kejauhan terlihat sebatang pohon yang dihinggapi oleh beberapa burung, ayah bertanya kepada anaknya tadi dengan lembut, “Nak, apakah gerangan yang ada dibatang pohon didepan itu?”. 
Dengan lembut pula anaknya itu menjawab, “itu burung gagak ayah”. Tersenyum ayah mendengar jawaban anaknya yang lembut tadi.

Tapi ayah masih bertanya lagi yang kedua kalinya kepada anaknya tersebut, “Nak, apa itu yang ada dibatang pohon?”, dengan nada agak keras anaknya itu menjawab, “Itu  burung gagak , ayah”. 

Ayah hanya tersenyum dan bertanya lagi untuk yang ketiga kalinya, “Nak apa itu yang ada diatas pohon?”, dengan lebih keras anak itu menjawab, “Itu burung gagaaaaak, ayaaahhh”. tersenyum ayah melihat anaknya tersebut tapi ayah masih bertanya untuk keempat kalinya dengan pertanyaan yang sama kepada anaknya tersebut. Dan anak tersebut menajwab dengan lebih keras lagi. 

Kemudian ayah bertanya untuk kelima kalinya dengan pertanyaan yang sama, “Nak,, itu apa yang ada diatas pohon?” tanya ayah dengan lembut. Merasa jengkel dan marah anak itu menjawab dengan suara yang keras, “ITU BURUNG GAGAK, AYAAAAHH”.

Ayah hanya tersenyum dan berdiri, kemudian masuk kedalam rumah mengambil sebuah buku. Buku tersebut diberikan kepada anaknya yang sudah beranjak dewasa tadi untuk dibaca. Buku tersebut adalah buku diary yang ayah, disitu terdapat berbagai macam cerita, salah satunya ketika sang anak masih kecil dulu ayah mengajak sang anak untuk melihat pemandangan indah ditepi danau seperti yang dilakukannya seperti saat ini. 

Dalam buku tersebut diceritakan sang anak melihat burung yang hinggap didahan pohon didekat danau dan bertanya kepada sang ayah, “ayah.. apa itu yang ada diatas pohon?”, tanya sang anak yang masih mungil tersebut dengan polos dan ingin tahu.
Sang ayah pun menjawab dengan lembut. Anak tersebut masih saja bertanya kepada sang ayah dengan pertanyaan yang sama sampai 25 kali tapi sang ayah tetap menjawab dengan lembut dan penuh dengan kasih sayang.


*Hari ini apakah kita sudah meminta maaf kepada orang yang kita sayangi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar