Suatu hari seorang pemuda datang
menemui seorang kyai, pemuda itu
bertanya kepada kyai. “kyai
usaha saya bangkrut, saya terlilit hutang, keluarga juga sekarang tidak
harmonis, bagaimana solusinya ?”
Jawab kyai ; “jujurlah”
“Nasehat yang
lainnya” Tanya
pemuda
Jawab kyai : “jujurlah”.
Lalu pemuda itupun pulang.
Suatu hari seseorang datang menemui Rasulullah, ia bertanya pada Rasulullah. “Ya
Rasulullah, saya selalu
melakukan maksiat, berikan nasehat agar saya tidak lagi melakukan maksiat”.
Jawab Rasulullah ; “jujurlah”.
Rasululloh tentu tidak
menjawab secara sembarangan, lihat surah Al-Ahzab ayat 70-71 yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kamu pada Allah dan ucapkanlah
perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki
amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu”.
Yang saya pahami dari ayat ini,
apabila kita beriman, bertakwa dan berkata benar (jujur) maka Alloh yang akan memperbaiki amal-amal kita
(salah satu pengertian yang saya pahami dari memperbaiki amal-amal yaitu
memperbaiki kebiasaan negatif
yang ada pada diri kita).
Lalu bagaimana logikanya ?
Prilaku maksiat itu berasal dari kebiasaan negatif (mabuk,zina dll), begitu juga
dengan usaha bangkrut, hutang dan masalah keluarga itu salah satu penyebab
terbesarnya adalah karena kebiasaan negatif yang kita lakukan misalnya malas,
boros, makan riba, tidak sabar, dll.
Jadi ketika kita punya masalah,
kita coba bercermin apakah penyebabnya berkaitan dengan kebiasaan negatif
yang kita punya. Apabila berkaitan maka salah satu solusinya yaitu ‘Jujurlah’.
Jujur kepada diri sendiri, jujur kepada Tuhan dan jujur
kepada orang lain.
*Jujurlah,
maka Tuhan yang akan memperbaiki hidup kita menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar